Wednesday, October 31, 2007

Time is luck

The thing I always go with it
The thing I can't stop
The thing I grow with it
The thing will always be with me

Try to make it something that has a meaning
Don't care with any condition
Don't care with any situation happened
Hard or easy is just the way
Don't wanna turn it back and change anything
Those are parts of process
Do what I can do now
Just flow ...
Just feel ...

Now is reflection from the time before
Future is reflection from the now on
Use it well
Concern it well

Enjoy every single second in life
Feel the warmth from anyone around
Feel the love from anything around
I'll never know if this will be happened anymore someday
Just do the best for now at least
Hope tomorrow will be better
I don't know if this is called luck

It Tries to tell me something
Like a secret message
Something that should be happened
Then it will be happened
Face it ...
And go with it ...

Last was already happpened
Tomorrow I'll never know
But now is for now
So concern it well
Use it well and carefully
There will be no rewind
Because time is luck

Thursday, October 18, 2007

Aku tak bisa mengertimu

Rasanya sudah cukup lama waktu berjalan
Dan tidak sebentar aku memperhatikanmu di etalase itu
Tidak terlalu lama namun cukup menyita perhatianku
Sehingga membuatku tertarik untuk membelimu dan membacamu
Dan sudah lebih dari setahun kau sudah bertengger di lemariku
Hari demi hari kubaca mengapa aku menjadi bingung membacanya
Ada hal-hal yang seolah tertutup dan tak dapat terbaca olehku
Meskipun kau telah membukanya cukup lebar untukku
Dan telah kau berikan banyak catatan kaki sebagai penjelasanmu
Tapi tetap saja aku yang tidak dapat mengerti
Aku merasa ada sesuatu yang terselubung
Sesuatu yang tidak terungkap dengan jujur
Menggunakan banyak perumpamaan atau hal-hal yang sifatnya mengalihkan
Sehingga aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak
Atau itu mungkin kau sengaja agar aku tak dapat membaca dan mengertimu sehingga aku hanya dapat menyimpanmu saja
Kalau begitu kenapa kau harus menawarkan sesuatu yang menarik sampai akhirnya aku harus membelimu

Semakin lama ku membacamu dan beralih ke halaman berikutnya justru semakin membuatku bertambah bingung dan semakin rumit dari halaman-halaman sebelumnya
Karena semakin banyak yang kau biaskan, tidak tegas antara iya atau tidak
Aku lebih suka membaca sesuatu hal yang menyedihkan ataupun menyakitkan hati namun diungkapkan dengan kebenaran dibandingkan sedikit sentuhan-sentuhan manis yang diukir dengan kebohongan
Dan aku akan sangat menghargai itu
Karena itu membuatku belajar dan membuatku mengerti
Sebab akan ada hal yang kudapat daripadanya.

Namun kau tak salah
Kau diletakan di etalase untuk dibeli
Yaaaa.... aku hanya tertarik dan mencoba membeli
Mungkin ini buku eksklusif untuk kalangan orang tertentu sehingga aku belum sanggup tuk memahaminya
Ya sudahlah memang lebih baik kututup saja buku itu
Dan mungkin tak akan kubuka kembali sampai suatu saat aku benar-benar dapat memahamimu
Atau kutunggu saja buku-buku baru yang akan muncul di etalase kelak

Tapi jangan kuatir aku tak akan membuangmu
Atau jika kau merasa risih tuk dibaca akupun tak akan membacamu
Bahkan aku tak akan lagi menyentuhmu dan coba mendekatimu
Aku akan meletakanmu di rak lemari paling atas dan tersusun rapih
Kurasa banyak orang dapat mengertimu jauh lebih baik dari aku
Dan akan banyak orang yang menilikmu melalui ketertarikannya saat melihatmu
Jikapun ada orang yang meminta atau meminjammu maka dengan berat hati akan kuberikan karena mungkin kau akan lebih berguna untuknya.

Yang perlu kauketahui adalah aku tidak pernah menyesal telah membelimu
Aku hanya ingin berterima kasih atas goresan tulisan yang ada di sampulmu sehingga akhirnya aku tertarik untuk membacamu
Dan aku berterima kasih atas hal-hal baru yang dapat membuatku terbawa kedalam sensasi duniamu serta isi yang menjadi tambahan pengetahuan bagiku untuk membaca buku-buku lain
Namun aku hidup diduniaku dan tak bisa masuk ke duniamu yang tak dapat kumengerti
Jadi kututup dirimu sampai disini
Terima kasih
Dan sampai jumpa

Wassalam

Tuesday, September 25, 2007

Dalam sebuah rasa ingin

Jikalau manusia menginginkan sesuatu terkadang keinginan itu membuat seseorang ingin menggapainya dengan berbagai macam cara terlepas dari koridor dan keterbatasan dirinya sendiri.
Melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan dan mencoba mencari pembenaran-pembenaran dari sudut manakah kebenaran terhadap tindakan yang dilakukan, hanya melihat tujuan seperti sebuah lorong panjang tanpa ada jalur masuk yang lain... satu tujuan dan jalur yang satu.
Memang motivasi yang dihasilkan cenderung lebih besar jika melakukan sesuai dengan keinginan hati, namun jika seandainya keinginan itu adalah sesuatu hal yang salah maka akan sangat sulit membendung keinginan itu.
Jika melakukan sesuatu hanya berdasarkan keinginan saja mungkin seorang anak kecil pun sanggup melakukannya tak peduli itu sesuatu yang salah atau benar. Tingkat pendewasaan diri adalah dimana seseorang mampu untuk melakukan sesuatu hal meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan keinginannya atau mungkin bahkan bertolak belakang tetapi itu adalah sesuatu yang benar serta mampu untuk mengendalikan nafsu terhadap sifat dasar yang liar dari seorang anak manusia.

Tuesday, September 11, 2007

Bunga di taman

Bunga di taman
Bunga yang dulu mekar di pagi hari
Bunga yang menjadi penghibur dikala mentari terbit
Bunga yang selalu terlihat ceria
Bunga yang memberikan warna bagi sang pemilik taman di halaman rumah

Akan tetapi kini bunga itu sudah dipindahkan ke taman yang lain
Dan mungkin itu lebih baik
Karena disini sang pemilik taman tak bisa mengairinya dengan baik
Akan menjadi tidak adil jika bunga itu selalu memberikan tapi tak pernah menerima
Walaupun dia selalu mekar dengan harapan yang tak pernah mati

Mungkin kini akan terasa ada yang kurang di tamannya
Salah satu dari bunga-bunga itu sudah tidak berada ditempatnya lagi
Namun tak menjadi masalah karena itu adalah keinginan sang pemilik taman
Keseimbangan menjadi pertimbangan yang lebih baik
Di tempat yang baru dia tidak hanya memberi tetapi juga menerima yang sepatutnya
Dan harapannya tidak akan selamanya menjadi harapan
Dia memberikan warna dan dia menerima warna yang diberikannya

Semoga mekarnya tak akan menjadi kuncup
Dan warnanya tak akan menjadi pudar
Sehingga mentari pun selalu senantiasa tuk menyinarinya

Friday, August 10, 2007

Hati yang belum dapat sepenuhnya jujur

Sulit bagiku untuk jujur pada hatiku sendiri
Interaksi yang buruk antara hati dan pikiran
Pikiran selalu mengajakku mengadu argument untuk sebuah ego
Selalu sulit bagi hati untuk menang
Disaat genting pun hatiku belum dapat jujur seutuhnya
Pikiran yang mengambil alih terlalu banyak sehingga mulai berhitung dengan pertimbangan
Seperti barrier yang sukar dilewati
Sehingga tidak sepenuhnya terungkap
Pagar-pagar ego itu memang harus dirobohkan satu persatu untuk membongkar barrier yang kokoh

Terkadang aku berpihak pada hati untuk sebuah hal
Namun disaat yang lain aku berpihak pada pikiran untuk mengontrol hati
Membuat hati menjadi bias dan menampikan sendiri kebenarannya
Sebenarnya tidak ada yang harus menjadi dominan
Keduanya haruslah bersinergi untuk mengendalikan sebuah ego

Usahaku baru dapat meruntuhkan satu pagar
Tak tahu berapa banyak pagar lagi yang harus diruntuhkan
Tapi sebanyak aku melaluinya maka sebanyak itulah aku akan semakin dekat dengan hatiku sendiri yang sedang berusaha menggali sebuah kejujuran dan mencari sebuah kebenaran didalam diri

Ya.....
Sebuah kejujuran ...
Dan sebuah kebenaran ...
Untuk diriku
Untuk hatiku
Untuk orang-orang disekitarku
Dan untuk orang yang ada dihatiku

Monday, June 25, 2007

Ikan-ikan diantara pulau

Suatu waktu ditengah perjalanan menyebrangi lautan dari suatu pulau ke pulau yang lain.
Ada salah seorang penumpang kapal yang sedang menghabiskan waktu sambil memancing seiring perjalanannya menuju tujuan diseberang sana.

Penumpang : Belum terlihat juga daratan di depan, kapten masih jauhkan perjalanan ini ? (sambil mengeraskan suara).
Nahkoda : Masih jauh bung (dengan suara sedikit keras juga)
Penumpang : Kalau begitu saya dapat melanjutkan memancing ikannya (berucap pelan) - sambil melemparkan kail mata pancingnya kembali

tak lama kemudian penumpang tersebut terlihat menarik-narik alat pancingnya seperti telah mendapatkan seekor ikan, kemudian memutar alat pancingnya sambil melihat hasil tangkapannya namun setelah mengamati ikan hasil tangkapannya beberapa saat ia melepasnya kembali dan melanjutkan kegiatan memancingnya, kejadian itu terjadi beberapa kali hingga menyita perhatian nahkoda kapal. Nampaknya nahkoda kapal penasaran terhadap kelakuan penumpang itu, ia pun menghampiri penumpang itu dengan sedikit berbasa-basi

Nahkoda : Hallo bung, apa yang sedang anda lakukan
Penumpang : Oooo ada apa kapt. ? (sedikit menoleh sambil berkonsentrasi memancing)
Nahkoda : Tidak apa apa saya hanya heran dengan perilaku anda. Di kala waktu rehat tadi saya secara tidak sengaja memerhatikan kegiatan anda.
Penumpang : Memang ada apa kapten sampai-sampai perhatian anda bisa tersita kearah saya ?
Nahkoda : Ya anda secara tidak langsung duduk didepan sisi hidung kapal sedangkan saya sedang melakukan navigasi di ruang kemudi yang berada dibelakang anda sehingga kegiatan anda mau tidak mau terlihat.
Penumpang : Ya lantas apa yang membuat anda seperti bertanya-tanya terhadap apa yang saya lakukan
Nahkoda : Hmmm kenapa saya liat dari tadi anda memancing kemudian mendapatkan ikan dan setelah itu melepasnya kembali dan kejadian itu terjadi berulang kali ?
Penumpang : Oooo itu yang membuat anda seperti penasaran ? (sambil sedikit tersenyum)
Nahkoda : Yaa .. kurang lebih seperti itu
Penumpang : Begini kapt. alasan pertama saya adalah menurut saya ikannya kurang bagus sehingga saya kurang tertarik, alasan kedua ada ikan yang membuat saya tertarik tapi sudah ada tuannya, dan ....
Nahkoda : Sebentar ikan ada tuannya ? (memotong pembicaraan). Anda ini lucu, ini laut bung semua masih bisa memiliki, semua masih hak milik Tuhan.
Penumpang : Ya, tapi saya merasa tidak layak mengambil sesuatu yang bukan hak saya.
Nahkoda : Lagipula darimana anda menilai bahwa suatu ikan tersebut ada pemiliknya atau tidak ? ikan itu tidak dapat mengatakan sesuatu bung
Penumpang : Dari bekas luka di sirip dan mulutnya akibat umpan yang pernah dimakan, menandakan bahwa sudah ada yang pernah memancingnya sebelumnya.
Nahkoda : Tapi kalau sudah ada pemiliknya ikan tersebut tentu tidak akan ada di laut ini lagi bung, pasti sudah diambil oleh pemiliknya.
Penumpang : Anda serius sekali menanggapinya (sambil tersenyum). Sehingga banyak pertanyaan di kepala anda kapt. , anggap saja saya masih mencari yang lebih bagus. Yaaa... anggap saja seperti itu sehingga tidak membuat anda penasaran.
Nahkoda : Hahahaha, memang anda membuat saya penasaran dengan keanehan anda.
Penumpang : Hahaha saya memang aneh kapt. (mereka tertawa bersama)
Nahkoda : Lalu bagaimana dengan ikan yang sudah anda lepas tadi ?
Penumpang : Biarkan saja, kalau dia ingin bersama saya nantipun umpan itu akan dimakannya kembali, mata pancing itupun masih tetap disitu, saya tidak akan mengarahkan mata pancing itu untuk menangkapnya.
Nahkoda : Mengapa begitu ?
Penumpang : Hahahahha anda sepertinya masih penasaran. Karena masih banyak ikan tak bertuan kapt. , tak akan habis juga ikan di laut ini.
Nahkoda : Tetapi pasti ada ikan yang ingin kau dapatkan ?
Penumpang : Memang ... ada beberapa tipe ikan tertentu yang ingin saya pancing, saya bisa tertarik dengan siripnya, dengan ekor atau dengan warnanya.
Nahkoda : Begitu rupanya, bagaimana kalau anda telah sampai di pulau seberang namun belum mendapatkan ikan yang anda inginkan ?
Penumpang : Ya tidak mengapa, karena tujuan saya kali ini menyebrang ke pulau di depan sana
mencari ikan hanya sambilan mengisi waktu hingga sampai ke tujuan saya.
Nahkoda : Tentu hasrat anda untuk mencari ikan akan kembali timbul jika itu merupakan bagian dari kesenangan hidup anda. Bagaimana jika itu terjadi ?
Penumpang : Saya akan kembali memancing tetapi dengan tujuan mencari ikan saja, dan itu akan menjadi tujuan utama saya.
Nahkoda : Bagaimana dengan harapan-harapan anda ? anda pasti menaruh harap tentunya.
Penumpang : Tentu ada kapten, tapi saya tak pernah meletakan harapan yang besar pada sesuatu, harapan-harapan besar yang ada saya tumpangkan pada Tuhan saja, karena disitu semuanya jelas.
Nahkoda : Hmmm ... (menghela nafas) memang benar, tak akan ada kekecewaan didalamnya. Baiklah kalau begitu saya akan kembali untuk menjadi navigator kapal ini, senang berbincang dengan anda (seraya pergi dengan membelakangi orang itu). Orang yang aneh (berbisik diiringi desiran angin laut). Semoga berhasil bung (berucap lantang)
Penumpang : Terima kasih kapten (sambil tersenyum sedikit lebar dan melanjutkan kegiatannya)

Monday, June 04, 2007

Seutas benang tajam

Ada sebuah analogi yang tersirat mengenai dirimu
Jika kuibaratkan sebuah benda yang sedikit mirip dengan sifatmu adalah seutas benang tajam
Tipis, terlihat rapuh namun tajam seperti halnya sebuah pisau atau gunting yang terasah, mampu tuk memotong benda-benda yang terlihat sedikit lebih kokoh dari wujudnya
Memang wujud tak melambangkan sifat, namun sifat menunjukan identitas dan karakter
Ya... sifatmu itu kental dan lekat sekali pada dirimu
Terlihat dari sikap dan tingkah lakumu
Sungguh bertolak belakang dari wujudmu
Tapi tak apa, yang terlihat tak harus sama dengan yang terpikir
Tuhan punya maksud tuk menurunkanmu
Dan aku sangat menghargai itu
Tapi ingat janganlah terlalu tajam
Semakin kau tajam maka bersamaan dengan itu dirimu kan semakin terkikis
Dan semakin kau terkikis dirimu kan rapuh dan putus
Layaknya seutas benang yang semakin tajam maka akan semakin tipis
Semoga kau mampu menjaga konsistensimu
Tidak terlalu tajam dan tidak pula menumpul
Selamat berjuang

Salam

Tuesday, April 24, 2007

Sebuah garis dan sebuah determinasi

Garis-garis representasi
Susunannya sangat berantakan - tak beraturan
Garis-garis yang merepresentasikan jalan hidup
Ingin pilih garis yang manapun tak ada yang salah
Tapi sebaiknya pilih sebuah garis yang merepresentasikan diri
Untuk membawa identitas diri sampai ke tujuannya
Agar tidak banyak menghabiskan waktu untuk mencoba garis-garis yang lain
Karena garis ini bisa menjadi sangat panjang atau sangat pendek
Tergantung ketentuan Tuhan sampai dimana panjang sebuah garis tersebut.

Terkadang garis yang lurus bisa menyerong atau belok ke tujuan lain
Banyak hal yang membuat garis itu berbelok seperti kurva
Cenderung terbawa oleh pengaruh disekelilingnya
Bahkan banyak yang tak sadar bahwa garis yang sedang dilaluinya itu tidak lurus
Sebab mereka tidak melihat menggunakan seluruh inderanya
Terlihat seperti sebuah ilusi yang bermain-main dengan cahaya dan sudut pandang.

Disitulah determinasi seseorang akan garis yang ditempuhnya diuji
Determinasi untuk sebuah prinsip dan keteguhan
Determinasi akan keyakinan terhadap ketentuan Tuhan
Determinasi yang dapat membuat sebuah garis tetap menjadi garis
Garis yang benar-benar sesuai dengan sifatnya
Yaitu kumpulan titik-titik tak hingga sebagai unsur pembentuk sebuah bidang yang lurus dan tegas

Thursday, March 15, 2007

Terbanglah Wahai Merpati

Sekarang kau sudah cukup besar
Ku telah memeliharamu semenjak kecil
Kecil sekali, bahkan tubuh mungilmu itu tertutup hanya dengan satu genggaman tanganku
Tak lupa aku tuk selalu memberi makanan kesukaanmu
Pur yang kubeli ditepi jalan menuju rumah setiap aku pulang ke rumah

Kuamati hari demi hari burung kesukaanku itu
Pertumbuhannya hampir tak luput dari pengamatanku
Karena rasa penasaranku yang selalu ingin tahu seberapa cantikkah burung ini kelak
Apakah secantik yang kuharapkan

Hari demi hari
Minggu demi minggu
Bulan demi bulan
Tahun demi tahun
Semua telah berlalu sesuai dengan alurnya
Banyak hal yang telah kualami
Kau pun bertambah dewasa
Namun aku pun bertambah dewasa
Sedikit banyak sudut pandangku akan sesuatu hal pun berubah

Ketika ku melihat burung merpati lain yang berterbangan di angkasa
Disitu kulihat sedikit hal tentang kebebasan
Hal yang indah dari sebuah kebebasan,
Oh ... cantik sekali burung-burung itu
Ternyata mereka lebih indah ketika terlihat bebas

Sejenak ku menoleh ke arahmu
Malangnya dirimu yang hidup didalam sebuah sangkar berukuran 1 x 2 meter
Hanya untuk sebuah keinginan ku tuk selalu melihat dirimu
Sementara sesamamu berterbangan di angkasa dengan bebas sesuai hasratnya

Namun tahukah kau rasa sayang ku untukmu
Ketika ku memeliharamu hingga saat ini
Dan untuk banyak waktu yang kusisihkan untukmu
Berat rasanya bagiku tuk melepasmu
Disisi lain aku juga tak mau menjadi orang egois yang selalu menginginkan segala sesuatu sesuai dengan kehendakku
Melihat sesuatu dari sudut pandang sempit dari berbagai aspek yang ada di alam semesta
Sehingga mengembalikanmu kedalam habitatmu menjadi penting bagiku
Seperti halnya mengembalikan hidup seseorang kedalam kehidupannya

Hingga suatu waktu kuputuskan tuk melepasmu
Dengan segala pertimbangan yang ada

Karena keindahanmu ada pada kebebasanmu
Kecantikanmu ada pada rentangan sayapmu
Hatimu ada pada setiap ruang di angkasa

Jadi terbanglah wahai merpati kemana kau kan terbang
Pergilah kemana kau kan pergi
Aku pun tak mengharap kau tuk kembali
Karena hatiku sudah kutitipkan pada setiap merpati yang terbang diangkasa

Tapi ...........
Pintu sangkar itu tak pernah kututup
Kusediakan jikalau suatu hari kelak kau ingin kembali dan singgah sejenak
Mengingat lembaran masa lalu yang telah menjadi kenangan
Sekalipun aku sudah tak lagi mengingatmu

Monday, February 12, 2007

Indonesia kah

Indonesia memang harus belajar lebih lama untuk sebuah demokrasi.
Apa sebenarnya tujuan sebuah demokrasi, haruskah indonesia menganut sebuah filsafat yang membuat semuanya menjadi berantakan dan masyarakatnya bertindak sekehendak hati dengan dalil sebuah demokrasi.
Tujuan berdirinya sebuah negara adalah memakmurkan dan mensejahterakan masyarakatnya, entah apapun filsafat yang dianutnya, jika sebuah negara telah dibangun dan tidak dapat mengatur tata hidup masyarakatnya untuk apa ada sebuah negara dengan pemerintahannya.
Indonesia itu penuh dengan pemikir yang menciptakan berbagai macam konsep tapi hanya sedikit tindakan yang dilakukan, masing-masing berpikir dengan pola pikirnya sendiri, mencari titik temu tapi tak pernah ketemu karena beranggapan bahwa idenya sendiri yang dianggap benar, banyak orang bergeming tentang idenya yang jauh kedepan tapi akan menjadi percuma jika ide itu hanya tetap menjadi sebuah pola pikir tanpa adanya tindakan, Indonesia itu butuh orang-orang yang punya keberanian untuk melakukan sesuatu tanpa harus berbicara terlalu banyak dan hasilnya hanya sebuah omong kosong.
Nilai-nilai ketimuran yang semakin menipis ditelan berbagai kebudayaan barat yang menggerogoti masyarakatnya seperti kanker yang membunuh perlahan. Sebenarnya bukan kebudayaan asing yang meracuni tapi masyarakat ini sendiri yang menginginkan perubahan tentang nilai-nilai yang dianggap kolot, nilai-nilai yang notabene merupakan identitas dari masyarakat itu sendiri. Kolot atau modern dilihat dari sudut mana melihatnya, nilai-nilai yang dianggap kolot itu bisa terus dikembangkan menjadi modern tapi harus tetap sesuai dengan koridor yang sudah tertanam di masyarakat itu sendiri, tidak lantas melompat dan mengadopsi kebudayaan lain yang sering kali bertolak belakang dengan latar belakang masyarakatnya.
Jadi haruskah Indonesia berubah sejalan dengan keinginan masyarakatnya atau dibatasi dengan latar belakang yang menjadi nilai murni dari berbagai kebudayaan yang sudah tertanam didalamnya.
Seperti apapun Indonesia aku kan tetap disini setidaknya kelak aku punya harapan untuk Indonesia yang lebih baik, yang punya citra sendiri di mata dunia.

Hiduplah Indonesia Raya

Wednesday, January 17, 2007

Sebuah Konsistensi

Sampai ku di titik sekarang dimana ku berdiri
Kulalui garis panjang dari awal aku dilahirkan ke dunia ini
Menjalani waktu dengan perjalanan yang beragam
Mencari titik temu antara hasrat, keinginan, kewajiban dan tujuan

Menggali makna hidup
Mencari kebenaran yang sebenar-benarnya
Walau terkadang harus melawan derasnya arus kehidupan yang kadang berlawanan arah
Mengukuhkan prinsip hidup yang telah dibangun sebelumnya
Menguji sejauh mana konsistensiku dalam menjalani perjalanan ini

Tak peduli jika ku harus berjalan sendiri dan bediri disini sendiri
Bilapun ku harus berjalan merangkak, maka perjalanan ini akan tetap kulakukan
Tak peduli suara bising yang mengganggu tuk menggoyahkan keyakinan ini
Tak peduli seberapa banyak rintangan yang kan menghalangi langkah ini
Bahkan jika ada batu yang amat besar menimpa tubuh ini dan membuatku tak lagi dapat melanjutkan perjalanan,
Maka konsistensi terhadap prinsip hidupku akan terus kupegang
Dan akan tetap kupegang
Sampai titik dimana ku sudah tak punya kemampuan lagi tuk menggenggamnya
Yaitu titik dimana jiwa dan raga ini tak lagi menyatu

Arti sebuah Konsistensi bagiku
Dimana ku berdiri sekarang ...
Dan ku berjalan kemudian ...