Monday, August 17, 2009

Dimulai dari sebuah kebiasaan

Dimulai dari sebuah kebiasaan
Melihat telepon genggam untuk memeriksa pesan yang masuk.
Terkadang menjadi penantian yang menjemukan ketika menantikan pesan dari seseorang yang kutunggu
Kemudian aku memberikan trigger dengan sedikit pesan pertanyaan
Lalu akan ada pesan yang masuk, dan isinya hanya sebuah refleksi dari pesanku sendiri. Aku tak terkesan dengan pesan itu.
Kemudian aku menelponnya ternyata yang kudapatkan adalah hal yang sama hanya kata-kata yang sebuah refleksi dari kata-kataku.
Sama sekali tak mencerminkan hatinya
Suatu saat ada pesan masuk yang kuabaikan, krn aku sedang malas membaca pesan
Tak lama akan ada telepon masuk akibat pesan yg terabaikan berisikan sesuatu yang membutuhkan bantuanku
Tentu dengan senang hati aku akan membantunya
Kejadian yang beberapa kali terulang
Aku sama sekali tak mempermasalahkan hal itu
Aku melakukannya dengan senang
Apapun yang bisa membuatku bersamanya aku akan senang
Hanya saja hal itu membuatku bertanya-tanya apakah yang ada pikirannya
Apakah Dia hanya mengingatku jikalau ada kebutuhan yang memerlukan aku atau ... atau ... atau ...
Aku tak sekedar membutuhkan kata tapi aku juga mebutuhkan sikap sebagai pembuktian
Seperti sebuah tuntutan tapi aku tak mau menuntut
Aku lebih suka sikap itu muncul dari dirinya

Semakin dalam rasa ini, perilaku itu akan semakin membuat hatiku beku
Aku jadi banyak berharap dimana harapan itu hanyalah sebuah harap
Dan aku tak mau membuat hatiku menjadi dingin dan mati
Setelah kupikirkan aku sebaiknya meredam rasa itu untuk tidak terlalu dalam
Sehingga tidak selalu membuatku memikirkannya walaupun membuat rasa dan peduliku itu hilang perlahan

Dia itu orang yang baik dan cukup pandai, itu sebab aku menyukainya
Jika dia berkorban melakukan sesuatu untukku membuat aku semakin menyayanginya
Tapi kenapa hal-hal kecil dengan sedikit sikapnya itu menghilangkan segalanya secara perlahan
Dan bahkan bisa membunuh rasaku ini
Aku tak akan memperbincangkan hal ini dengannya
Mungkin itu adalah sifatnya dan aku tak mungkin memaksakan untuk mengubahnya
Aku hanya terus berusaha untuk mengerti dirinya semampuku
Karena aku menyayanginya
Karena aku mencintainya
Karena aku tak mau kehilangannya
Semoga Allah memberikan jalan kepadaku untuk mengerti
Dan memberikanku ketabahan untuk apapun yang terjadi kelak

Wednesday, August 12, 2009

Gundah

Aku tidak bermaksud mengganggumu
Aku hanya tidak dapat mengendalikan hatiku yang sedang rindu padamu
Ketika aku ingin mendengar suara atau tawamu
Maafkan aku ketika menjadi kalap ketika aku tak mendengar kabarmu
Itu tak lain karena aku tak mau kehilanganmu
Tapi aku juga tak mau jikalau hal itu membelenggumu
Atau terusik dengan suara berisikku yang terkadang membicarakan hal yang tak penting untuk didengar

Logika Kah ?

Terkadang manusia terpaku pada sebuah logika
Logika menjadi pembenaran akan sesuatu yang dilakukannya
Manusia merasa hebat dengan suatu pencapaian
Dan secara tidak sadar dia menjadi terbawa arusnya
Mungkin tak sadar juga bahwa dia menjadi sedikit arogan
Atau bahkan menjadi sangat arogan
Kemudian perlahan dia mulai lupa dari unsur-unsur pembentuknya
Karena dia selalu berhasil akan sesuatu
Mulai lupa dengan lingkungan sekitar yang mendukungnya
Unsur samawi pun disingkirkannya
Mulai lupa dengan tangan ghaib yang membantunya
Kata "Aku" menjadi sesuatu diatas segalanya

Namun ketika kegagalan sedikit demi sedikit menghampiri
Dia mulai bertanya-tanya kemana "Aku"
Padahal semua berjalan sesuai dengan rencana dan masuk kedalam logika
Mengapa menjadi salah ?
Apa yang salah ? ...

Lihatlah dunia ini dalam sudut pandang yang luas
Logika hanyalah sebuah unsur kecil dari sekian banyak faktor
Walaupun sebenarnya logika adalah unsur kecil yang penting
Tetapi walaupun penting ia tetap tidak bisa berdiri sendiri
Jika manusia hanya mengandalkan logika maka ia sama dengan sebuah robot