Friday, October 13, 2006

Jembatan kayu

Tiba aku pada titik dimana pesimisku menjadi dominan
Tak punya semangat untuk melangkah
Tak ada motivasi untuk melintasi kehidupan
Hanya memandangi tujuan perjalananku yang terletak di seberang jurang itu
Jurang hatiku
Jurang kehidupanku
Aku merasa cukup sampai disini saja langkahku
Bersama orang-orang yang ada di dekatku dan orang-orang yang menyayangiku
Tapi mereka terus saja memberikanku semangat agar kudapat menyeberang kesana
Mereka tak tahu bahwa salah satu alasanku berhenti disini adalah karena aku tak mau meninggalkan mereka
Namun mereka bersama-sama merakitkanku jembatan dari kayu untuk menuju ke seberang jurang itu
Aku hanya melihat saja apa yang sedang mereka kerjakan
Aku enggan untuk membantu
Satu-satu rajutan tali dikaitkan, kayu-kayu berbentuk persegi disusun memanjang
Aku hanya terdiam dan bingung
Kenapa mereka begitu semangat untuk membuat jembatan itu
Apakah mereka pernah merasakan hal yang sama denganku sehingga mereka ingin agar aku merasakan perjalanan seperti apa yang mereka telah tempuh sebelumnya

Alur waktu yang terus berlalu membawaku ke saat-saat dimana aku harus menyeberangi jembatan itu
Ketika rajutan tali dan susunan kayu tersebut telah mencapai ujung seberang jurang itu
Jembatan itu telah terbentuk
Pandangan mereka terus tertuju padaku
Berarti aku harus melakukan perjalanan itu
Dengan setengah hati aku berjalan mendekati jembatan itu
Setiap kali aku melangkah di jembatan itu, aku selalu menoleh kebelakang melihat tatapan mereka yang sedang memandangiku dari belakang
Hatiku sedih karena setiap langkahku akan menjauhkan diriku dari mereka
Namun aku harus lakukan perjalanan itu
Walau kebimbangan dan rasa takut menyertaiku ketika aku berada di tengah jembatan itu
Melihat dalamnya jurang
Melihat sisa perjalananku untuk menyeberanginya
Tapi aku tak ingin mengecewakan mereka dan membuat sia-sia usaha mereka
Aku tetapkan hatiku untuk terus berjalan
Demi mereka yang telah bersusah payah merakitkan jembatan itu
Demi mereka yang memberikan semangatnya untukku
Kemudian demi tujuan hidupku kedepan
Karena aku tak tahu apa yang ada di depan sana
Energi yang mereka berikanlah yang akan membuatku tahu apa yang ada didepan sana

Hingga tibalah dimana titihan langkah-langkahku membawaku pada ujung jembatan itu
Tak terasa aku sudah berada di seberang mereka
Mungkin karena semangat dan doa mereka, bebanku seolah menjadi ringan
dan mungkin karena itu juga aku mampu menghempaskan rasa takut dan kebimbanganku
Ekspresi kegembiraan mereka menjadi bagian dari kebahagianku juga
Aku merasa lega telah melewati jurang hidupku sendiri
Perjalanan itu telah menjadi pelajaran yang berharga untukku
dan akan menjadi bekal untuk menyeberangi jurang-jurangku berikutnya

Kelak sejarah perjalananku ini akan kuberikan pada seseorang
Seseorang yang akan menjadi teman hidupku dan bagian hidupku
Seseorang yang akan melakukan perjalanan bersama-sama denganku
Susah maupun senang
Merakit sebuah jembatan kayu untuk melintasi jurang-jurang
Jurang hatinya
Jurang Kehidupannya
Sebagaimana aku telah melaluinya
Namun Kala masa itu datang
Takkan kubiarkan dirinya hanya melihat aku merakit jembatan itu
Akan kuajak dirinya merakit jembatan itu
Merakitnya secara perlahan
Hingga rakitan itu mampu menuju ke seberang jurangnya
Dan ketika harus melintasinya
Takkan kubiarkan dirinya melintasi jembatan itu seorang diri
Aku akan berada disisinya
Menemaninya berjalan
Memberinya semangat
Membimbing langkahnya
Sehingga tidak ada kebimbangan dan rasa takut kala melintasinya

Sebuah jembatan kayu sebagai sebuah lintasan
Sederhana namun berarti
Arti yang dapat membuat seseorang melintasi jurangnya masing-masing
Jurang hati
Jurang kehidupan
Namun jembatan itu menjadi tidak berarti ketika tidak ada motivasi, keberanian dan semangat untuk melintasinya

3 comments:

pai said...

bob.. jembatan kayu itu umurnya ga lama loooh.. bisa lapuk.. hehehe..
Satu keputusan yang baik lo udah ngelintasin jembatan kayu elo..
Great!

Boby said...

gpp pai lagi pula gw cuma lewatin jembatannya sekali doank, jika harus kembali gw akan cari jalan yang lain untuk kembali

Anonymous said...

Been there.. done that.. Kadang gue prefer tutup mata, tutup kuping dan jalan terus dengan langkah cepat. Biar nggak terlalu banyak bimbang dijalan. Karena sooner or later jembatan itu harus dilewatin.